the sun was shining

Arsip Blog

Menguak Tabir Situs Megalith Gunung Padang


SITUS MEGALITH GUNUNG PADANG CIANJUR

Niat yang tlah lama terpendam untuk mengunjungi prasejarah situs peninggalan jaman batu di cianjur akhirnya terlaksana juga, yah.. situs megalit gunung padang begitulah namanya yang   aku lihat di setiap plang penunjuk  arah di wilayah cianjur,  Situs Gunung Padang menyimpan banyak rahasia yang sampai kini belum terungkap. Tepatnya pada tgl.23 Februari 2013 berangkatlah pagi-pagi sekali  aku dan temanku  ke  gunung padang, hanya dengan kendaraan roda dua kami menyusuri berarus ratus kilo meter walaupun sepeda motorku tampak kurang baik apalagi ketika mendapati tanjakan yang agak ekstrim terpaksa kawanku  aku drop dahulu agar tenaga motorku dapat berjalan walaupun merayap… hahaaa  maklum motor belum lunas kata temanku..
Dengan melalui rute Tangerang-Bogor-Cianjur-Warungkondang ,  dan dari warung kondang masih kurang lebih 20 Km lagi, akhirnya  kira kira jam 16.00 sampailah kami di pintu gerbang “SITUS MEGALITH GUNUNG PADANG”,  yang terbuat dari susunan bebatuan sekilas mengingatkan aku pada film kartun era 80an The Flintstones.. tak membuang kesempatan kamipun  segera berphoto di tugu itu..

APA SIH GUNUNG PADANG ITU..??

Baru saja tiba di pintu masuk tiba-tiba ada bapak setengah baya menghampiri kami dan berkata, “ dari mana pak..? Tanyanya.. aku jawab kami dari tangerang..  mau di antar tidak sekalian saya bisa ceritakan tentang  tentang sejarah gunung padang..  akhirnya kami memutuskan untuk di  antar sekaligus kami bisa menanyakan seluk beluk mengenai  situs prasejarah  gunung padang.

Jalan tangga menuju  lokasi gunung padang di buat dua arah jalur kiri dan jalur kanan.. konon  jumlah undakan tangga  tsb berjumlah 790 anak tangga, tapi kalau di hitung ulang akan selalu berubah jumlahnya dan tidak pernah sama.. aneh juga yah.. tapi aku gak mau perduli tentang hal itu, dipikiranku mungkin karena terlalu bnyak anak tangga sehingga sulit untuk menghitung ulang..
Abah Dadi demikian nama bapak  yang mengantarkan aku ke lokasi gunung padang  sekaligus sebagai guide  yang katanya bekerja di dinas parawisata dan kebudayaan. Cukup lelah juga aku menapaki satu demi satu anak tangga menuju  puncak,  mungkin karena faktor usia dan kurangnya olahraga sehingga badanku terasa sangat lelah dan lemas namun akhirnya sampai juga kami di atas puncak.  Banyak sekali batu-batu berbentuk balok kayu yang memanjang di area itu dan terkesan berantakan konon dulunya adalah sebuah bangunan yang berbentuk piramida seperti yang ada di mesir 


INILAH TEMUAN PASIR PIRAMIDA GUNUNG PADANG KARYA LELUHUR INDONESIA

Oleh Nur - Rubrik Nasional
03 Juli 2013 13:00:00 WIB
WE.CO.ID, Jakarta – Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) dari berbagai disiplin ilmu dan kepakaran sedikit demi sedikit menguakkan tabir misteri Situs Gunung Padang. Nenek moyang bangsa Indonesia diduga telah menguasai teknologi canggih jauh sebelum era Mesir yang kesohor dengan bangunan piramidanya.
Para pakar dan relawan TTRM tengah melanjutnya penelitian mereka terhadap Situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Bangunan raksasa yang diyakini sebagai karya agung leluhur Bangsa Indonesia itu diduga lebih tua dan lebih canggih konstruksi bangunannya ketimbang Piramida Mesir.
Berikut hasil temuan sementara berdasarkan paparan DR Boediarto Ontowirjo dari TTRM.
Hasil pemeriksaan laboratorium metalurgi menunjukkan adanya penggunaan semen purba (ancient cement) atau "perekat' atau "suar" dalam pembangunan Situs Gunung Padang. Bahan tersebut ditemukan oleh tim arkeologi di antara tumpukan batu-batu andesit kekar kolom pada sisi lereng yang curam di daerah batas antara teras 1 dan 2. Komposisi semen itu meliputi: 41% kuarsa mono kristalin, 45% oksida besi magnesium, dan 14% lempung. Oksida terdiri dari hematite (11%), magnetite (29%), dan beberapa jenis oksida besi yang tidak spesifik (5%).
Sementara itu, hasil analisis laboratorium terhadap pasir halus ayak (well sorted) yang dikumpulkan pada saat pengeboran di teras 5 sampai dengan kedalaman 15 meter terdiri dari  konsentrat butiran kuarsa 68%, oksida besi magnesium 22%, dan silikat gelas 10%. Tidak ditemukan lempung (clay) dalam komposisi tersebut yang diinterpretasikan sebagai “pasir Piramid“ (Piramid Sand)
Hal itu diperkuat analisis laboratorium difraksi X-ray, belum ditambah hasil petrografi.
“Oksida besi di semen dan “pasir pyramid” Gunung Padang menjelaskan adanya “proses” intervensi manusia dengan pemanasan dan pembakaran untuk memurnikan konsentrasi. Tidak ditemukan konsentrasi dominan dari mineral oksida besi magnesium dari banyak analisis petrografi potongan sangat tipis batuan kekar kolom dari 2 lokasi titik pengeboran di Gunung. Padang,” kata Boediarto.
Mengenai usia situs, kesimpulan sementara dari hasil pemeriksaan laboratorium adalah sebagai berikut:
  1. Umur dari lapisan tanah (60 cm di bawah permukaan), sekitar 600 tahun SM (Laboratorium Batan).
  2. Umur dlapisan pasir-kerikil kedalaman sekitar 3-4 meter di Bor-1  sekitar 4700 tahun SM atau lebih tua (Laboratorium Batan).
  3. Umur lapisan tanah urug di kedalaman 4 meter ruang yang diisi pasir (di kedalaman 8-10 meter) di bawah Teras 5 pada Bor-2,sekitar 7600-7800 SM (Laboratorium Miami Florida, AS).
  4. Umur pasir yang mengisi rongga di kedalaman 8-10 meter di Bor-2, sekitar 11.600-an tahun SM atau lebih tua (Laboratorium Batan).
  5. Umur dari lapisan  kedalaman 5 meter sampai 12 meter, sekitar 14.500–25.000 SM/atau lebih tua (Laboratorium Miami Florida, AS)
nurcholish@wartaekonomi.com


love

everytime, everywhere we need to love..

...

twilight glitters